PM Jepang Fumio Kishida merasakan krisis yang kuat saat datang ke New York ke markas besar PBB mengikuti Konferensi Peninjauan Perjanjian Non Proliferasi Nuklir (NPT) di PBB pagi hari ini (2/8/2022) waktu Jepang. Pada awal pidatonya di Markas Besar Perserikatan Bangsa Bangsa, Perdana Menteri Kishida tengah malam atau pagi sekali waktu Jepang (2/8/2022) mengatakan, "Saya datang ke sini dengan perasaan krisis yang kuat. Saya merasakan keprihatinan serius atas ancaman nuklir Rusia untuk menyerang Ukraina," tegasnya. Sebagai Perdana Menteri, yang lahir di Hiroshima, di mana bom atom dijatuhkan, dia telah menyatakan kesediaannya untuk menghadiri konferensi tersebut, dengan mengatakan, "Ini berarti sangat penting bagi para pemimpin untuk hadir di sini."
Namun, invasi ke Ukraina tidak terduga. Mereka yang dekat dengan perdana menteri menunjukkan, "Semua negara setuju dengan gagasan umum perlucutan senjata nuklir, tetapi ketika kita melihat situasi di Ukraina, negara negara yang memiliki senjata nuklir dan non senjata nuklir mengutamakan keamanan mereka sendiri. " Dalam pidatonya, perdana menteri mendesak dialog AS Rusia dan AS China tentang perlucutan senjata nuklir. Di tengah meningkatnya penentangan dari negara negara non senjata nuklir dalam kenyataan bahwa perlucutan senjata nuklir tidak berjalan seperti yang diharapkan, ia menyatakan tekadnya untuk memainkan peran "jembatan" dengan meminta negara negara senjata nuklir untuk melakukan upaya perlucutan senjata.
Dikelilingi oleh kekuatan nuklir seperti Rusia, Cina dan Korea Utara, Jepang tidak punya pilihan selain mengandalkan "payung nuklir" AS. Dalam pidatonya, PM Kishida tidak menyebutkan Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir, yang melarang kepemilikan dan penggunaan senjata nuklir. Di akhir pidatonya, perdana menteri menceritakan sebuah episode di mana seorang gadis muda yang terkena bom atom pada usia dua tahun dan meninggal karena leukemia sepuluh tahun kemudian terus melipat bangau kertas sambil berdoa untuk kesembuhannya.
Sambil memegang burung bangau origami, PM Kishida mengungkapkan tekadnya, dengan mengatakan, "Bersama dengan orang orang yang berpikiran sama di seluruh dunia, kita akan bergerak maju menuju dunia yang bebas dari senjata nuklir." Menjelang KTT Hiroshima, nilai sebenarnya dari Perdana Menteri, yang pekerjaannya adalah penghapusan senjata nuklir, akan mendapat ujian lebih lanjut. Partisipasinya dalam KTT NPT dunia kali ini (offline) adalah yang pertama kali bagi Kishida sebagai PM Jepang.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif . Tak lupa cash in back Rp.10 juta bagi murid Pandan College. Info lengkap silakan email: [email protected] dengan subject: Belajar bahasa Jepang.